Sebuah 'PAKU' dan Bekas 'LUKA'
Seorang
pemuda berusia 20 tahun.......selama ini ia menjadi seseorang yang
tidak kuat/mampu untuk mengendalikan hawa nafsu....tidak segan-segan ia
untuk menyakiti orang lain.......
Suatu saat ia diminta oleh ayahnya....."Nak, kamu harus memperbaiki sikapmu...latihlah nafsumu dengan menancapkan satu paku di pagar ketika kamu satu kali tidak bisa menahan nafsumu". Kata Ayahnya
Pemuda itu pun melaksanakannya....hari demi hari ia menyadari ternyata lebih susah untuk menancapkan paku di pagar dari pada untuk menahan marah....setelah 10 hari ia sudah tidak memaku pagar itu lagi karena ia sudah bisa menahan nafsunya.....
Kemudian ia melaporkan kepada ayahnya bahwa ia telah bisa menahan nafsunya.....Begitu gembiranya ia ketika menyampaikan hal itu....
Ayahnya lalu berkata :"Nak, kamu sudah tidak menancapkan paku, berarti kamu sudah bisa menahan nafsumu"
Lalu ayahnya mengajak ia ke pagar tempat ia selalu memakukan pakunya setelah nafsunya menyetir dirinya.
"Lihatlah anakku, setiap bekas tancapan paku itu selalu menimbulkan bekas......dan sudah banyak bekas paku yang kamu ditancapkan di pagar ini, begitu pun dengan nafsumu. begitu banyak orang yang sudah terluka karena kita...dan luka itu seperti bekas paku di pagar ini....TIDAK BISA HILANG". Jelas Ayahnya
Kemudian pemuda itu menangisi perbuatan yang selama ini ia lakukan (menancapkan luka yang tidak bisa terobati pada orang lain dengan nafsunya) dan ia menyesal....
Ia berkata: "Ayah sungguh apabila diri ini bisa menambal luka bekas perbuatan-perbuatanku ini aku akan rela..."
Ayahnya menjawab: "Anakku, mohon ampunlah kepad Allah dan katakan kepada seluruh orang yang telah kamu sakiti bahwa kamu sungguh-sungguh minta maaf dan katakan bahwa KAMU SANGAT MENCINTAINYA KARENA ALLAH
Akhir kisah pemuda itu berkeliling kepada orang yang pernah disakitinya dan melaksanakan yang ayahnya katakan.....
"Maka jagalah lisanmu, jagalah perbuatannmu, jagalah sikapmu maka seluruh dunia akan segan padamu..."
Suatu saat ia diminta oleh ayahnya....."Nak, kamu harus memperbaiki sikapmu...latihlah nafsumu dengan menancapkan satu paku di pagar ketika kamu satu kali tidak bisa menahan nafsumu". Kata Ayahnya
Pemuda itu pun melaksanakannya....hari demi hari ia menyadari ternyata lebih susah untuk menancapkan paku di pagar dari pada untuk menahan marah....setelah 10 hari ia sudah tidak memaku pagar itu lagi karena ia sudah bisa menahan nafsunya.....
Kemudian ia melaporkan kepada ayahnya bahwa ia telah bisa menahan nafsunya.....Begitu gembiranya ia ketika menyampaikan hal itu....
Ayahnya lalu berkata :"Nak, kamu sudah tidak menancapkan paku, berarti kamu sudah bisa menahan nafsumu"
Lalu ayahnya mengajak ia ke pagar tempat ia selalu memakukan pakunya setelah nafsunya menyetir dirinya.
"Lihatlah anakku, setiap bekas tancapan paku itu selalu menimbulkan bekas......dan sudah banyak bekas paku yang kamu ditancapkan di pagar ini, begitu pun dengan nafsumu. begitu banyak orang yang sudah terluka karena kita...dan luka itu seperti bekas paku di pagar ini....TIDAK BISA HILANG". Jelas Ayahnya
Kemudian pemuda itu menangisi perbuatan yang selama ini ia lakukan (menancapkan luka yang tidak bisa terobati pada orang lain dengan nafsunya) dan ia menyesal....
Ia berkata: "Ayah sungguh apabila diri ini bisa menambal luka bekas perbuatan-perbuatanku ini aku akan rela..."
Ayahnya menjawab: "Anakku, mohon ampunlah kepad Allah dan katakan kepada seluruh orang yang telah kamu sakiti bahwa kamu sungguh-sungguh minta maaf dan katakan bahwa KAMU SANGAT MENCINTAINYA KARENA ALLAH
Akhir kisah pemuda itu berkeliling kepada orang yang pernah disakitinya dan melaksanakan yang ayahnya katakan.....
"Maka jagalah lisanmu, jagalah perbuatannmu, jagalah sikapmu maka seluruh dunia akan segan padamu..."
(Wisma Hening, Sr. Paula, PK)
Posting Komentar