Belajar
memilih adalah soal setiap hari. Ibaratnya di tangan kita sedang membawa
kemera. Demikian juga di hati kita, di pikiran kita selalu ada kamera yang
cukup canggih. Kita punya kebebasan memilih, menentukan apa, siapa dan di mana
kita akan bidikkan kamera kita. Bukan hanya soal membidik, tetapi jauh di sana
ada ketertarikan yang mendorong dari dalam, ada keindahan, kekaguman yang
bicara sangat kuat di hati dan pikiran kita. Lalu kita mulai membidikkan dengan
cermat pilihan kita. Bukan hanya sebagai obyek belaka, namun dibalik semua
keputusan kita memilih tadi, adalah sebuah relasi antara aku dan Dia sendiri.
Relasi limbal balik, memberi dan menerima. Relasi yang penuh dengan lebebasan
dan keluasan. Suatu relasi yang sangat indah.
Lihatlah
bangunan ini. Ini adalah bangunan miniatur di Thailand. Aku pernah ke sana
bersama empat temanku yang lain, saat ada pertemuan para Suster Asia. Aku
sangat kagum akan setiap ukiran yang bermakna rohani dari bangunan itu. Hasil
pilihanku mengajarkan kepadaku akan “kesabaran”. Kesabaran dari para tukang
bangunan itu terlukis di dalamnya. Tidak ada satu kesalahan yang terjadi. Suatu
buah karya yang sempurna. Kesabaran yang hanya dimiliki oleh orang bertahan
dalam panasnya matahari, dinginnya di saat hujan dan tantangan yang lain. Orang
yang sabar pada akhirnya akan memenangkan kehidupan. Orang yang sabar adalah
orang yang paling kuat, karena dia menang dalam mengendalikan dirinya sendiri. Sampai
akhirnya selesailah sudah. Lihatlah dari dekat, dari sisi yang lain. Semuanya
sangat indah.
Marilah
kita selalu mengingat bahwa tidak ada yang tak bisa kita maknai dalam setiap
peristiwa hidup kita karena kehidupan
ini telah menyediakan pembelajan yang sangat indah dan mengagumkan. “If
you lose something, Don’t lose the lesson”(Anonim)
(Pohsarang,
25 Maret 2015, Sr. Paula, PK)
Posting Komentar